PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, PT Bestprofit - Harga emas turun hampir 2 persen ke level terendah dalam empat bulan pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Penekan harga emas ini karena data aktivitas bisnis AS semakin membaik dan optimisme kemajuan penelitian vaksin Covid-19.
Kedua sentimen tersebut mendorong harapan akan pemulihan ekonomi yang
lebih cepat dan mendorong investor beralih menuju aset-aset berisiko. Mengutip
CNBC, Selasa (24/11/2020), harga emas di pasar spot ditutup merosot 1,7 persen
menjadi USD 1.838,61 per ounce, setelah jatuh ke level terendah sejak 21 Juli
di USD 1.834,95 per ounce.
Sedangkan harga emas berjangka AS merosot 2 persen menjadi USD
1.835,50 per ounce. Bursa saham melonjak setelah data menunjukkan aktivitas
bisnis AS pada November meningkat pada level tercepat dalam lebih dari lima
tahun. Angka ini menunjukkan pemulihan dari kerusakan ekonomi akibat pandemi
Covid-19.
“Harga emas menembus di bawah level kunci USD 1.850 per ounce setelah
rilis PMI AS yang luar biasa kuat bisa mengurangi kebutuhan akan stimulus,”
kata analis senior OANDA Edward Moya. Membaiknya data tersebut muncul setelah
AstraZeneca dari Inggris mengatakan vaksin Covid-19 yang tengah diteliti bisa
efektif sekitar 90 persen tanpa efek samping yang serius.
Kedua sentimen ini merusak harga emas termasuk juga emas batangan.
Nilai tukar dolar AS naik terhadap saingannya, sementara patokan imbal hasil
surat utang 10 tahun juga melonjak. Emas dianggap sebagai lindung nilai
terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang. Harga emas telah naik lebih
dari 21 persen di tahun ini, terutama diuntungkan dari kerusakan ekonomi akibat
pandemi Covid-19 dan langkah-langkah stimulus.
“Meskipun tertekan kami tetap memperkirakan harga emas akan bertahan
ketika ekonomi global mulai menunjukkan pemulihan yang berkelanjutan,” kata
analis StoneX Rhona O'Connell dalam sebuah catatan.
Menengok Harga Emas Pekan Ini, Bakal Kembali Melemah?
Sebelumya, harga emas tampaknya akan terombang-ambing antara menguat
dan melemah pada pekan ini. Berdasarkan Kitco News Weekly Gold Survey, bakal
ada tarik-menarik antara bullish dan bearish.
Meskipun sebagian besar atau mayoritas analis di Wall Street dan
investor ritel memperkirakan harga emas bakal menguat, tetapi tak banyak
sentimen yang mendukung bullish tersebut. Berdasarkan level teknikal, harga
emas akan bergerak di resistensi USD 1.900 per ounce dan dukungan pada USD
1.850 per ounce.
Pada pekan lalu, harga emas tidak mampu menguat dan bergerak mendatar.
Harga emas di pasar spot naik 0,3 persen menjadi USD 1.872,95 per ounce pada
perdagangan Jumta, tetapi turun 0,8 persen untuk sepanjang pekan.
“Saya pikir harga emas terjebak dalam kisaran ini, dan akan tetap di
sini sampai ada beberapa informasi baru atau sentimen baru,” kata Presiden
Phoenix Futures and Options Kevin Grady dikutip dari Kitco, Senin (23/11/2020).
"Agar harga emas bisa menembus di atas USD 1.900 per ounce, kita
perlu melihat beberapa berita tentang langkah-langkah stimulus baru, tapi
sepertinya itu bukan prioritas saat ini," tambah dia. Pada pekan ini, 17
analis berpartisipasi dalam survei. Sebanyak delapan analis atau 47 persen
menyerukan harga emas naik.
Sementara itu, lima analis atau 29 persen menyerukan harga emas turun
dan empat analis atau 24 persen netral. Sementara itu, total 1.539 pelaku pasar
ikut dalam jajak pendapat online. Di antara mereka, 642 pemilih atau 42 persen
mengatakan harga emas akan bullish pada minggu ini. Lalu 594 pelaku pasar atau
39 persen mengatakan bearish. Sementara 303 pemilih atau 20 persen menyatakan
harga emas akan mendatar.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja bandung, loker bandung
bestprofit, pt bestprofit,
best profit, pt best profit, best, pt best, bpf
bestprofit futures,
best profit futures, pt bestprofit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar