Kopi tersebut merupakan hasil kerjasama Starbucks Texas dengan Andrew Chifari, seorang anggota eksklusif Loyalti Program dari Starbucks. Itu memberi hak istimewa bagi Chifari untuk meminta racikan kopi spesial sesuai keinginannya.
Mimpi Chifari adalah membuat kopi yang bisa mengalahkan rekor minuman termahal di Starbucks sebelumnya, yakni secangkir frappuccino seharga US$47,30 atau setara Rp500 ribu.
“Anggota eksklusif sebelumnya meracik kopi dengan menggunakan beragam campuran bahan dan toping yang mungkin tidak cocok dengan kopi, seperti pisang, bubuk labu serta stroberi impor untuk mendongkrak harga. Saya tidak ingin yang seperti itu,” kata Chifari, dilansir laman Consumerist.
Mimpi tersebut menjadi nyata saat dia menghubungi bartender Starbucks di dekat rumahnya. Dia juga punya senjata lain, yakni gelas jumbo berukuran 3 liter atau hampir satu galon untuk menampung minumannya.
Akhirnya, setelah mengkalkulasi secara matematis semua bahan dan campuran rasa, hadirlah Monstrosity. Kopi jumbo yang kini memecahkan rekor sebagai kopi paling mahal di Starbucks. Kopi itu dibanderol seharga USD54,75 atau Rp630 ribu.
Hal yang membuat kopi tersebut berharga selangit adalah karena diracik dari 60 sloki kopi dengan susu kocok, lengkap bersama whipped cream dan taburan coklat di atasnya.
“Rasanya enak, sangat kuat dan manis,” kata Chifari.
Tapi, bukan itu yang menjadikan Monstrosity seketika menjadi buah bibir, melainkan tingkat kafein di dalamnya. Disinyalir kopi jumbo tersebut mengandung 4500 mg kafein, jumlah yang sangat jauh melebihi dosis kafein harian yang dianjurkan Food and Drug Administration Amerika Serikat.
Jumlah kafein yang terkandung dalam kopi jumbo tersebut 10 kali lebih tinggi dan dianggap berbahaya bagi kesehatan.
Terbukti, Chifari membutuhkan waktu lima hari untuk menghabiskan kopi tersebut, dan bahkan di hari kelima, dia masih merasakan efek kuat kafein yang dikonsumsinya. Chifari mengaku merasa berdebar-debar dan sulit tidur.
Dilansir Reuters, pihak Starbucks mengatakan mereka tidak menganjurkan konsumen untuk membuat minuman yang bisa membahayakan kesehatan.
“Pesanan tidak lazim ini tidak kami anjurkan untuk dilakukan para pelanggan Starbucks. Selain karena pesanan tersebut belum tentu enak diminum, juga bisa berbahaya bagi kesehatan,” ujar juru bicara Starbucks, Maggie Jantzen, yang sekaligus menambahkan Starbucks akan merevisi ketentuan minuman gratis bagi konsumen. (ms)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar