Jakarta - Pasangan Jokowi-JK mendeklarasikan diri di Gedung Joang 45, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat. Sementara pasangan Prabowo-Hatta mendeklarasikan diri di Rumah Polonia, Jl. Cipinang Cempedak I no 29, Jakarta Timur. Dua lokasi yang menjadi pilihan deklarasi ini menyimpan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Dua lokasi ini juga ada kaitannya dengan Presiden RI pertama Soekarno dalam memimpin bangsa Indonesia. Pilihan tempat deklarasi ini menjadi penting bagi kedua pasangan. Sebab, semangat juang para pendiri bangsa ini diharapkan mampu membuat mereka mengubah Indonesia ke arah lebih baik.
Terkait pemilihan lokasi capres PDIP, Jokowi mengatakan, Gedung Joang '45 diharapkannya sebagai awal perjuangan untuk membangun bangsa. Terutama untuk pemerataan pembangunan. "Ke depan ini, kita masih memerlukan sebuah kerja keras, sebuah perjuangan keras, dalam rangka memajukan bangsa dan negara, memperbaiki bangsa dan negara. Semangatnya dari situ. Karena sekarang ini memang kita punya pertumbuhan, tapi pemerataannya belum. Sehingga itu yang harus diperjuangkan," jelas Jokowi.
Gedung Joang '45 atau Museum Joang '45 diresmikan pada tahun 1974 oleh Presiden Soeharto. Gedung yang dibangun pada 1920 itu pada mulanya adalah sebuah hotel yang dikelola oleh seorang berkebangsaan Belanda.
Pada tahun 1942 saat Batavia dikuasai Jepang, hotel tersebut diambil alih oleh para pemuda Indonesia. Di gedung inilah pada kurun 1942 sampai 1945 para pemuda Indonesia mendapatkan pendidikan politik.
"Di gedung inilah dulu Bung Karno melakukan kaderisasi," kata Rieke Dyah Pitaloka yang memimpin deklarasi Jokowi-JK. Sementara itu, pasangan Prabowo-Hatta memiliki alasan sendiri soal dipilihnya Rumah Polonia sebagai lokasi pendeklarasian. Berdasarkan informasi dari blogger Iman Brotoseno, yang juga meriset mengenai Bung Karno, rumah ini ditempati oleh istri Soekarno Yurike Siregar. Bung Karno sendiri jarang menginap apalagi menetap di rumah tersebut. Sang orator hanya datang saat makan siang, lalu beristirahat sejenak dan kembali lagi ke Istana. Menurut Waketum Gerindra Fadli Zon, pemilihan tempat ini sengaja diarahkan untuk melambangkan semangat Prabowo dan cawapresnya Hatta Rajasa untuk mengikuti jejak perjuangan Bung Karno.
"Jadi saya kira juga salah satu tempat atau rumah yang bersejarah. Ya semangat yang dibangun ya itu semangat historis. Ya tentu saja kita ingin semangat Bung Karno dan Bung Hatta bahwa namanya perjuangan untuk membawa kemerdekaan itu harus ada kesinambungan," tegasnya.
Arsitektur Rumah Polonia dengan pilar-pilar tingginya juga menambah kesan 'jadoel' di lokasi tersebut. Tenda besar warna merah-putih juga didirikan di depan rumah. Ada juga microphone dengan design jadul disiapkan di rumah itu. Fadli Zon memang mengatakan ingin menghadirkan suasana proklamasi dalam deklarasi Prabowo-Hatta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar