Istilah Ngabuburit berasal dari bahasa sunda. Kata ‘burit’ (yang berarti senja, sore, atau bisa juga magrib) yang di tambah imbuhan ‘nga’ dan dengan pengulangan awal kata nya sehingga menjadi ‘nga-bu-burit’ atau menunggu waktu ‘burit’. Dan seiring berjalannya waktu, kata ini sudah menjadi istilah atau kata dalam bahasa Indonesia.
Ngabuburit sering digaungkan di bulan Ramadan. Hal ini mengingat mayoritas penduduk Indonesia menjalani ibadah puasa. Kegiatan ngabuburit yang dilakukan masyarakat pun beragam. Hampir dari setiap daerah memiliki cara dan tradisinya masing-masing.
Seperti di daerah Singaparna, Jawa Barat. Disini biasanya anak-anak akan bermain bedil lodong. Sekilas, bedil lodong itu seperti senjata meriam, tapi terbuat dari bambu atau botol bekas air mineral. Saat dinyalakan, bedil lodong itu akan mengeluarkan suara yang cukup keras.
Lain halnya di daerah Pantai Kenjeran, Surabaya. Anak-anak disini biasanya mengisi waktu ngabuburit mereka dengan balapan perahu layar. Perahu layar yang dibalapkan itu dibuat sendiri dengan menggunakan kayu, lidi, dan kain atau kertas untuk menjadi layarnya. Selain itu, banyak juga cara ngabuburit yang sering dilakukan anak-anak di Indonesia. Seperti bermain layangan, bermain karet, congklak, momopoli, ular tangga, dan permainan tradisional lainnya.
Di Kota Bandung sendiri, saat ini banyak warganya yang mengunjungi taman-taman di Kota Bandung. Beragam kegiatan mereka lakukan disana untuk menunggu waktu berbuka puasa. Ada yang membaca, berswafoto, bersepeda, dll.
Semua kegiatan ngabuburit itu sah-sah saja dilakukan, selama kegiatan tersebut positif dan tidak merugikan orang lain, kegiatan ngabuburit juga dapat mempererat tali silaturahmi.
Tapi jangan lupa, kegiatan ngabuburit lebih baik jika diisi dengan kegiatan yang lebih bermanfaat, seperti memperdalam ilmu agama, bertadarus, atau menghadiri kegiatan ceramah Ramadan.
Selamat menjalankan ibadah puasa tweeps.. :)