Bestprofit Bandung – Dolar turun tajam pada hari Kamis (18/6) setelah para pembuat kebijakan Federal Reserve mengisyaratkan bahwa kenaikan suku bunga akan lebih lambat dari yang diperkirakan investor, dan bahwa mereka belum cukup yakin bahwa inflasi bisa meningkat ke level target mereka.
Selama konferensi pers, Yellen mengakui bahwa pengeluaran rumah tangga dan sentimen konsumen telah bangkit kembali dari perlambatan di kuartal pertama. Namun, ia juga mengatakan bahwa suku bunga akan tetap rendah untuk beberapa waktu, dikarenakan dampak residual dari krisis keuangan terus menghambat pembelanjaan dan akses konsumen untuk kredit. Kekuatan dolar yang relatif akan tetap menjadi hambatan pada perekonomian AS untuk beberapa waktu ke depan, kata Yellen.
Marc Chandler, kepala strategi mata uang global di Brown Brothers Harriman, mengatakan bahwa dot-plot The Fed, yang merupakan ilustrasi dari pembuat kebijakan mengenai proyeksi kenaikan suku bunga, sangat disarankan untuk pindah pada bulan September, kecuali ekonomi AS memburuk.
Menurut dot plot, perkiraan median suku bunga jangka pendek bank sentral pada dasarnya tidak berubah pada level 0,625%. Namun, perkiraan median untuk akhir tahun 2016 dan 2017 bergeser turun sebesar 0,25% menjadi 1,625% dan 2,875%.
EURUSD euro menguat ke $ 1,1340, dimana merupakan level tertinggi sejak akhir Februari, dari posisi $ 1,1244 pada akhir Rabu di New York. Pound GBPUSD naik dari $ 1,5642 menjadi $ 1,5834, dan merupakan level tertinggi 2015. USDJPY dollar diperdagangkan pada 123,42 yen. Indeks dolar ICE tercatat mengalami penurunan 0,74% menjadi 95,8810
Tidak ada komentar:
Posting Komentar