PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Best Profit - Harga emas turun lebih dari 1 persen menuju level terendah
dalam dua pekan pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta).
Pendorong pelemahan harga emas karena penguatan dolar AS dan kenaikan imbal
hasil obligasi AS.
Kenaikan dolar AS dan imbal hasil obligasi AS tersebut merusak daya
tarik instrumen investasi safe haven sehingga menekan emas. Selain itu,
pelemahan harga emas juga terjadi karena pemulihan ekonomi AS yang cukup cepat.
Mengutip CNBC, Selasa (30/1/2021), harga emas di pasar spot turun 1,1 persen
menjadi USD 1.713 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 1,2 persen
menjadi USD 1.711,60 per ounce.
"Kenaikan harga emas dan perak memerlukan dorongan fundamental
yang besar," jelas analis senior Kitco Jim Wyckoff. Ia melanjutkan,
kebangkitan nilai tukar dolar AS dan juga meningkatnya imbal hasil obligasi AS
membatasi minat para investor untuk memborong logam mulia. The dollar index
menguat terhadap seluruh mata uang utama dunia, merusak daya tarik emas bagi
investor yang memegang mata uang lain.
Wyckoff melanjutkan, pemulihan cepat ekonomi AS, dengan jumlah vaksin
Covid-19 yang meningkat dan pengumuman Presiden AS Joe Biden minggu ini, adalah
sentimen negatif jangka pendek untuk harga emas. Biden akan merilis kebijakan
tentang paket belanja infrastruktur yang bisa berkisar antara USD 3 hingga USD
4 triliun pada Rabu.
"Kami melihat hampir tidak ada ruang bagi emas untuk menuju ke
level yang lebih tinggi secara nyata sampai pertengahan tahun, meskipun harga
emas seharusnya dapat memperoleh keuntungan yang signifikan pada paruh kedua
tahun ini," tulis analis Commerzbank dalam sebuah catatan. Sementara itu,
paladium tergelincir 5,3 persen menjadi USD 2.532,30, setelah sebelumnya turun
ke level terendah dalam lebih dari satu minggu di angka USD 2.515.
Harga Emas Nyangkut di Bawah USD 1.750, Bisakah Menguat?
Sebelumnya, harga emas terus berada di kisaran USD 1.700 per ounce
pada perdagangan minggu lalu. Harga emas sulit menembus level resisten di USD
1.750 per ounce. Apakah hal ini akan terjadi terjadi pada minggu ini?
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kitco, suara para analis yang
memperkirakan harga emas bakal naik sama besar dengan analis yang memperkirakan
harga emas bakal tertekan.
Di antara para analis tersebut, banyak yang berpikir bahwa saat
terjadi penurunan harga seperti saat ini merupakan waktu yang tepat untuk
mengakumulasikan pembelian untuk jangka panjang. "saya melihat harga emas
akan berada di level USD 1.700 dan kemudian para investor akan terjun ke pasar
melakukan pembelian," jelas kepala analis Bue Line Futures, Phillip Streible.
"Imbal hasil obligasi AS tidak akan terus berada di level
tertinggi selama-lamanya. Akan ada tren pembalikan dan kemudian emas akan
memperoleh kesempatan yang baik," tambah dia. Pada pekan ini, 16 analis
Wall Street berpartisipasi dalam survei Kitco. Dari jumlah tersebut 7 peserta
atau 44 persen menyerukan harga emas akan naik.
Kemudian 8 analis atau 50 persen mengatakan harga emas akan mengalami
tekanan. Sedangkan satu suara atau 6 persen menyqatakan netral. Sementara itu,
total 807 suara dari pelaku pasar diberikan dalam jajak pendapat online. Dari
jumlah tersebut, 377 responden atau 47 persne menyatakan harga emas akan naik
pada minggu ini.
Di luar itu, 255 lainnya atau 32 persen harga emas akan mengalami
tekanan dan 175 pemilih, atau 22 persen memilih netral. Analis dan pelaku pasar
terbagi dua pada survei pekan ini karena harga emas mengakhiri minggu kemarin
dengan melemah 0,5 persen. Harga emas berjangka untuk pengiriman Juni ditutup
pada level USD 1.735 per ounce.
Dengan perdagangan di kisaran yang cukup sempit antara USD 1.700 per
ounce dan USD 1.750 per unce, analis mengatakan bahwa ada kesempatan untuk
bullish dan bearish untuk harga logam mulia tersebut. Banyak pelaku pasar
memperkirakan gerak harga emas bergantung pada apa yang terjadi dengan dolar AS
dan imbal hasil obligasi yang terus bertahan di dekat level tertinggi lebih
dari satu tahun.
"Perkembangan yang menggembirakan vaksin di AS telah memicu
harapan untuk pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat, akibatnya meningkatkan
selera untuk dolar AS. Jika dolar AS terus menguat pada minggu ini maka akan
menyeret harga emas ke level yang lebih rendah," kata analis senior FXTM,
Lukman Otunuga.
Sedangkan Kepala analis mata uang Forexlive.com Adam Button
menjelaskan, dolar AS memang terus menguat pada pekan lalu. Kemungkinan akan
berlanjut di pekan ini. "Saya rasa ini bukan waktu yang tepat untuk
kembali ke emas. Dolar AS menunjukkan banyak tanda positif," jelas dia.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja
bandung, loker bandung
best profit,
bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt bpf, bestprofit
futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar