Indeks dolar, ICE US, naik 0,2% pada Jumat ke level 96,3210, setelah turun 0,4% di awal sesi Jumat. Namun demikian, ini adalah penyelesaian mingguan dengan kerugian sebesar 1%. Indeks dolar menumpahkan 1,6% antara Senin dan Rabu sebelum bergerak lebih tinggi selama sesi Kamis karena minat investor terhadap asset berrisiko kembali muncul. Kejutan devaluasi yuan menakuti beberapa investor dalam perdagangan mata uang yang akhirnya malah mendukung mata uang euro dan yen dengan mengorbankan dolar karena para pedagang membeli kembali kedua mata uang tersebut setelah menggunakan mereka untuk mendanai beberapa transaksi besar.

Tapi serentetan laporan data yang kuat juga memberikan dukungan terhadap dolar akhir pekan ini, walau kurang signifikan. Ketiga laporan ekonomi yang dirilis Jumat – pembacaan data produksi industri dari Federal Reserve, ukuran sentimen konsumen oleh University of Michigan dan indeks harga produsen Departemen Tenaga Kerja – dianggap sebegai rilis lapis kedua oleh investor, kata Matt Weller, Senior analis teknikal pada FOREX.com. Tapi laporan pada sesi Kamis atas penjualan ritel bulan Juli memberikan gambaran yang menggembirakan untuk progres pertumbuhan ekonomi AS yang bisa menarik Fed untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan pembuatan kebijakan bulan depan, kata Weller.

Yuan stabil pada sesi Jumat terhadap dollar, mengakhiri sesi penyusutan cepat yang dimulai setelah Bank Rakyat Tiongkok mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka akan mengubah cara menetapkan tingkat penetapan yuan agar lebih akurat dan mencerminkan kekuatan pasar yang sesungguhnya. The USDCNY menyeelesaikan perdagangan hari Jumat di pasar Asia pada level sekitar 6.39 yuan terhadap dolar, sedikit berubah dari level sehari sebelumnya.

EURUSD diperdagangkan pada level $ 1,1112 hari Jumat, turun 0,4% dari level akhir Kamis di New York, sementara USDJPY diperdagangkan pada levle 124,29 ¥, turun 0,1% dari level Kamis. GBPUSD diperdagangkan pada level $ 1,5647, naik 0,3% lebih tinggi dari harga sesi akhir Kamis.

Sumber