Seperti diberitakan detikFinance, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, Kementrian Perhubungan, Sugiadi Waluyo mengatakan jika dengan kecepatan yang tinggi akan berbahaya apabila kereta melaju di perlintasan sebidang.

“Kereta cepat yang kita ketahui, nggak ada perlintasan sebidang, karena berbahaya bila kereta cepat yang kecepatan rata-rata di atas 200 km per jam melaju di perlintasan sebidang,” ujarnya.

Sugiadi menambahkan kontruksi jalur kereta cepat harus dibuat dengan beberapa skema. Untuk rute padat penduduk seperti di daerah Halim atau Stasiun Manggarai, jalurnya bisa dibuat di bawa tanah atau underground dan dibuat melayang (elevated).

“Secara teknologi bisa elevated atau underground. Seperti di Jepang hingga China, kalau kereta masuk kota untuk menghilangkan perlintasan sebidang, rute bisa dibuat underground atau elevated,” ujarnya.

Biaya konstruksi pengembangan kereta cepat memang mahal apalagi bila memakai rute bawah tanah. Alhasil rute atau jalur bisa mengkombinasikan konstruksi bawah tanah, layang hingga menapak di tanah.

Seperti diketahui, pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung saat ini masih dalam tahap penentuan pemenang proposal. Konsultan independen dari negara pihak ketiga akan menilai dua kontestan dari Jepang dan Tiongkok sebagai pemenang proposal. Rencananya, keputusan pemenang proposal kereta epat akan ditetentukan sebelum Agustus 2015, dan peletakan batu pertama akan dilakukan bulan depan oleh Presiden Joko Widodo.

Sumber