Mengutip Wall Street Journal, Rabu (24/8/2016), harga emas untuk pengiriman Desember ditutup naik 0,2 persen ke angka US$ 1.346,10 per troy ounce di Divisi Comex New York Mercantile Exchange. Selama dua hari sebelumnya, harga emas mengalami tekanan.
Pada perdagangan Selasa, WSJ Dollar Index, yang mengukur dolar AS terhadap sekeranjang mata uang lainnya, turun ke angka 85,65. Pelemahan dolar AS ini menjadi pendorong harga komoditas yang diperdagangkan dengan menggunakan dolar AS karena sangat menguntungkan bagi mereka yang bertransaksi menggunakan maka uang selain dolar AS.
Logam mulia memang terus mengalami kenaikan pada tahun ini. Penyebab utama adalah rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS. Penundaan rencana kenaikan suku bunga membuat emas menjadi instrumen investasi pilihan karena memberikan imbal hasil yang lebih besar jika dibanding dengan instrumen lain.
"Saat ini fokus semua pelaku pasar di kebijakan moneter. Harga emas juga akan terpengaruh dengan kebijakan tersebut." jelas Analis Komoditas Julius Baer, Carsten Menke.
Pelaku pasar saat ini fokus kepada rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral AS yang kemungkinan besar akan dilakukan dalam beberapa bulan ke depan.
Pidato Gubernur The Fed Janet Yellen di pertemuan bank sentral pada Jumat mendatang di Jackson Hole,Wyoming, menarik perhatian. Pelaku pasar akan melihat sinyal-sinyal yang dikeluarkan oleh Yellen.
Pertemuan ini merupakan pertemuan dari bank sentral di seluruh dunia. Acara dimulai pada Kamis dan Yellen dijadwalkan akan memberikan pidatonya pada Jumat. Acara ini merupakan gelaran tahunan. Di tahun-tahun sebelumnya, The Fed Biasanya memberikan sinyal kebijakan yang cukup jelas dalam pertemuan ini.
Pada perdagangan kemarin, harga emas merosot dan mencapai posisi terendah dalam dua minggu, dipicu komentar optimistis dari pejabat Bank Sentral AS terkait kondisi ekonomi AS yang mendorong ekspektasi jika bank sentral bisa mengangkat suku bunga lebih cepat.
Harga emas susut terpicu pernyataan orang nomor 2 di The Fed Stanley Fischer, yang mengatakan pada pekan lalu jika kondisi tenaga kerja dan inflasi mendekati target bank sentral.
Pernyataan dari Fischer tersebut diikuti komentar Kepala The Fed New York William Dudley yang mengatakan bahwa pasar tenaga kerja telah membaik. Demikian pula Kepala Kepala The Fed Francisco John Williams yang menilai menunda terlalu lama kenaikan suku bunga bisa mempengaruhi perekonomian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar