PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Bestprofit - Harge emas jatuh lebih dari 2 persen pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta), terpukul oleh rebound nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) karena imbal hasil Treasury AS melonjak.
Dikutip dari CNBC, Kamis (7/1/2021), harga emas di pasar spot turun
2,2 persen pada USD 1.907,21 per ounce, setelah sebelumnya mencapai puncak
hampir dua bulan di USD 1.959,01. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 2,3
persen menjadi USD 1.909,10.
"Imbal hasil (obligasi) yang lebih tinggi telah mendorong dolar
dan memicu aksi jual emas yang dipercepat dengan berada di bawah USD
1.935-40," kata Tai Wong, Kepala Perdagangan Derivatif Logam Dasar dan
Mulia di BMO.
"USD 1.900 adalah poros penting yang perlu dipertahankan untuk
mempertahankan narasi bullish jangka pendek," lanjut dia. Imbal hasil
Treasury AS 10-tahun, naik di atas 1 persen untuk pertama kalinya sejak Maret,
meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas tanpa bunga.
Indeks dolar menguat setelah turun ke posisi terendah 2,5 tahun
terakhir, membuat emas kurang menarik bagi mereka yang memegang mata uang
lainnya. Tapi Wong dari BMO mengatakan ini adalah kesempatan untuk membeli
emas. Investasi emas tetap didukung sebagai lindung nilai inflasi, dengan
investor mengharapkan lebih banyak stimulus fiskal karena Demokrat memimpin
dalam pemilihan putaran kedua yang akan menentukan kendali Senat AS.
Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures David Meger,
mengatakan kemunduran adalah langkah jangka pendek karena potensi Gelombang
Biru di Senat AS akan menjadi negatif dolar dan mendukung emas dan perak dari
perspektif jangka panjang.
Logam lain mengikuti penurunan harga emas. Perak turun 2,6 persen
menjadi USD 26,86 per ounce. Sementara harga platinum turun 1,4 persen menjadi
USD 1.095,98. Kedua logam telah jatuh lebih dari 3 persen di awal sesi.
Sedangkan harga Palladium turun 1,2 persen menjadi USD 2.438,71, setelah
sebelumnya anjlok 3 persen.
Harga Emas Bakal Balik ke Level Rp 1 Juta per Gram? Simak Prediksinya
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi memprediksi harga
emas akan terus mengalami penguatan di kuartal I-2021. Besaran kenaikan harga
logam mulia sendiri diyakini mencapai Rp 994.276 per gram atau USD2.045 per
troy ounce (toz).
"Kemungkinan harga emas di kuartal-I ini terus naik. Nilainya di
atas USD 2.000 per toz hingga USD 2.045 per troy ounce atau Rp994.276
lah," tuturnya saat dikonfirmasi Merdeka.com, Rabu (6/7).
Ibrahim mengatakan, kenaikan harga emas di kuartal awal tahun ini
dipicu akan dilantiknya Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden yang
menggantikan Donald Trump. Mengingat fokus Biden ialah melakukan perbaikan
ekonomi Amerika yang terdampak parah pandemi Covid-19.
"Sehingga stimulus besar-besaran diharapkan masih akan berlanjut.
Dan di tengah situasi mencari kepastian ini orang akan masih memilih investasi
emas," terangnya. Kendati demikian, keperkasaan harga emas diyakini hanya
bersifat sementara. Menyusul telah terdistribusinya vaksin Covid-19 di sejumlah
negara.
Alhasil, harga emas di kuartal berikutnya diperkirakan akan mencapai
titik terendahnya di angka USD 1.740 per troy ounce. Namun secara keseluruhan,
dengan adanya fluktuasi harga emas, di akhir tahun akan berada di level USD
1.600-an per troy ounce, sehingga emas akan kesulitan untuk kembali menembus
level Rp1 juta.
"Angka ini sangat wajar karena 1.600 ini muncul dari fluktuasi
harga emas di awal tahun dan mulai kembali turun setelah kuartal I-2021
terdistribusinya vaksin di sejumlah negara. Jadi, peluang untuk ke angka Rp1
juta untuk emas agak sulit," ucap dia mengakhiri.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja bandung, loker bandung
bestprofit, pt
bestprofit, best profit, pt best profit, best, pt best, bpf
bestprofit futures,
best profit futures, pt bestprofit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar