PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Bestprofit - Harga emas turun ke
level terendah lebih dari satu minggu pada perdagangan Rabu (Kamis waktu
Jakarta). Harga emas tertekan oleh kekhawatiran atas tagihan stimulus AS dan
penguatan dolar setelah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal
Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan.
Dikutip dari CNBC, Kamis (28/1/2021), harga emas di pasar spot turun
0,36 persen menjadi USD 1.844,61 per ounce, setelah sebelumnya menyentuh level
terendah sejak 18 Januari. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 0,6 persen
pada USD 1.844,90.
Nilai tukar dolar AS rebound ke level tertinggi lebih dari satu minggu
terhadap saingannya, membuat harga emas lebih mahal bagi investor yang memegang
mata uang lain. "USD 1,9 triliun (stimulus AS) cukup ambisius dan saya
kira (Presiden) Biden tidak memiliki dukungan untuk melewatinya," kata
Haberkorn.
“Itulah alasan lain mengapa harga emas tidak mencoba untuk kembali ke
atas USD 1.900," terang dia. Rencana stimulus pemerintahan Biden
menghadapi tentangan kuat dari Partai Republik atas besaran paket tersebut.
Konsisten dengan ekspektasi pasar, pembuat kebijakan Federal Open Market
Committee mengatakan pihaknya mempertahankan suku bunga pinjaman jangka pendek
acuan mendekati nol dan mempertahankan program pembelian aset yang membuat Fed
membeli setidaknya USD 120 miliar sebulan.
"Untuk mendorong emas menuju ujung atas kisaran (sempit), (The
Fed) perlu mengadopsi nada yang cukup dovish, yang akan mendorong imbal hasil
10-tahun AS kembali di bawah -1 persen yang akan membantu harga emas,"
kata Kepala Analis Pasar CMC Markets UK Michael Hewson.
Kebijakan moneter yang mudah cenderung membebani imbal hasil obligasi
pemerintah, meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Selain harga emas, harga perak turun 0,4 persen menjadi USD 25,35 per ounce.
Platinum merosot 2,3 persen menjadi USD 1.072,57, setelah menyentuh
level terendah sejak 12 Januari di USD 1.056,70. Sedangkan Palladium turun 0,9
persen menjadi USD 2.304,39 per ounce, setelah jatuh ke level terendah sejak 21
Desember di USD 2.292,90 di awal sesi.
Kenaikan Harga Emas Tahan Penurunan Tajam Angka Inflasi di 2020
Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada
semester I-2020 tercatat rendah. Inflasi IHK pada Juni 2020 tercatat 1,96
persen (yoy), menurun tajam dari 2,96 persen pada Februari 2020 sebelum
Covid-19 menyebar di Indonesia.
"Inflasi IHK pada Juni 2020 tercatat 1,96 persen (yoy), menurun
tajam dari 2,96 persen (yoy) di Februari 2020 sebelum merebaknya
Covid-19," tulis Bank Indonesia dalam Buku Laporan Perekonomian Indonesia
2020 yang diluncurkan Rabu, (27/1/2021).
Kondisi ini disebabkan permintaan domestik yang lemah akibat kontraksi
pertumbuhan ekonomi dan dan pasokan yang terjaga mendorong tekanan inflasi.
Penurunan tekanan inflasi terjadi pada seluruh komponen, termasuk inflasi inti,
yang pada Februari tercatat 2,76 persen terus menurun menjadi 2,26 persen pada
Juni 2020.
Perkembangan ini dipengaruhi permintaan domestik yang lemah, harga
komoditas global yang turun, dan pass-through depresiasi nilai tukar yang terbatas.
Sehingga mengarahkan inflasi inti tetap rendah, terutama pada kelompok inti non
makanan (di luar emas).
Penurunan inflasi inti lebih lanjut tertahan kenaikan inflasi harga
emas perhiasan. Hal ini sejalan dengan kenaikan harga emas global akibat ketidakpastian
yang meningkat.
Perkembangan inflasi inti yang positif juga didukung oleh ekspektasi
pelaku ekonomi terhadap inflasi yang tetap terkendali. Sepanjang semester
I-2020, consensus forecast inflasi berada dalam tren yang terus menurun dari
3,20 persen pada Januari 2020 menjadi 2,50 persen pada Juni 2020.
Sementara itu, Inflasi kelompok volatile food (VF) tercatat rendah,
didorong permintaan yang lemah dan pasokan yang memadai. Inflasi VF yang
tercatat 6,68 persen pada Februari 2020. Melambat pada semester I-2020,
termasuk pada saat perayaan Hari Raya Idul Fitri yang hanya sebesar 2,52 persen
pada Mei 2020.
Inflasi ini jauh lebih rendah dari rerata historis 2016-2020 sebesar
4,27 persen. Inflasi VF yang rendah dipengaruhi oleh koreksi harga yang tajam
pada beberapa komoditas akibat melambatnya permintaan.
Utamanya dari restoran, hotel dan katering (Horeka) karena penerapan
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Inflasi kelompok VF yang
rendah juga didukung oleh pasokan yang memadai dari panen raya, distribusi di
berbagai daerah yang terjaga, dan harga komoditas pangan global yang menurun.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja bandung, loker bandung
bestprofit, pt
bestprofit, best profit, pt best profit, best, pt best, bpf
bestprofit futures,
Bestprofit futures, Bestprofit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar