PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Bestprofit - Harga emas melemah pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pendorong pelemahan harga emas adalah penguatan dolar AS dan imbal hasil surat utang AS.
Mengutip CNBC, Selasa (12/1/2021), harga emas di pasar spot turun 0,1
persen menjadi USD 1.846,61 per ounce, setelah sebelumnya sempat menyentuh
level terendah sejak 2 Desember di USD 1.816,53 per ounce. Sedangkan harga emas
berjangka AS ditutup naik 0,8 persen menjadi USD 1.850,80 per ounce.
"Kami melihat sedikit rebound pada dolar AS, sedikit kenaikan ini
dampaknya telah terlihat di pasar komoditas yang mengalami penurunan
harga," kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.
Meger melanjutkan, masa tenang sebelum pelantikan Pemerintahan Joe Biden di
Washington dan agenda Partai Demokrat mengenai suku bunga, likuiditas, dan
stimulus juga membebani harga emas.
Indeks dolar AS mencapai level tertinggi dalam tiga minggu, dibantu
oleh kenaikan imbal hasil Surat Utang AS berjangka waktu 10 tahun. Sebelumnya,
Presiden terpilih AS Joe Biden mengatakan pada hari Jumat kemarin bahwa dia
berencana untuk memberikan stimulus dengan nilai triliunan dolar AS untuk
menanggulangi dampak dari Virus Corona.
Pada tahun lalu, dengan adanya stimulus mendorong kenaikan harga emas
karena pelemahan dolar AS. Namun kali ini adanya stimulus mendorong penguatan
nilai tukar dolar AS karena imbal hasil obligasi AS yang lebih tinggi
memberikan keuntungan yang berlipat yaitu kenaikan harga dan bunga.
Harga Emas Diprediksi Kembali Melemah Minggu Ini
Harga emas turun 4 persen seminggu kemarin. Investor lebih memilih
menjual emas untuk kemudian beralih ke Treasury AS yang menawarkan imbal hasil
lebih tinggi dan penguatan dolar AS. Meskipun sudah melemah cukup tajam, namun
sejumlah analis memperkirakan tren penurunan harga emas masih berlanjut minggu
ini.
"Saat ini, untuk sebagian besar, kenaikan imbal hasil Treasury
memberikan tawaran untuk dolar, bertanggung jawab atas aksi jual emas,"
kata analis pasar senior OANDA Edward Moya dikutip dari Kitco, Senin
(11/1/2021).
"Ada terlalu banyak kepentingan institusional yang melakukan diversifikasi
dari emas. Ada ketakutan besar bahwa kepemilikan ETF akan turun karena Presiden
terpilih Joe Biden diharapkan lebih berhasil dalam menekan pandemi COVID-19.
Emas melihat penjualan teknis yang intens.," tambahnya.
Ruang harga emas untuk melemah pergerakan USD 100 dalam beberapa hari
ke depan terbuka lebar, tambah Moya. Di sisi lain, prospek ekonomi juga masih
sangat tidak pasti, dengan AS melaporkan kehilangan 140.000 pekerjaan pada
bulan Desember di tengah penguncian yang lebih ketat dan rekor jumlah kematian
akibat virus corona.
"Ada dua katalis saat ini yang menyebabkan emas dijual. Kenaikan
imbal hasil obligasi dan ekonomi terlihat dalam masalah. Ini menyebabkan
likuidasi dan pelarian ke uang tunai," kata direktur perdagangan global
Kitco Metals Peter Hug.
"Data ketenagakerjaan hari Jumat juga menunjukkan bahwa ekonomi
AS dapat mengalami masalah di Q1," tambahnya. Akankah harga emas turun di
bawah USD 1.800? Garis besar minggu ini batas bawah harga emas adalah level USD
1.770. Ini juga menjadi harga terendah sejak November, kata Moya.
"Saya ingin emas bertahan di sekitar USD 1.850. Semua orang akan
fokus pada posisi terendah November. Kami melihat harga turun tepat di bawah
USD 1.770. Saya akan terkejut melihat USD 1.800 ditembus," katanya. Jika kita menutup harga emas di bawah USD
1.828, emas akan turun ke USD 1.800, yang akan membuka pintu ke USD 1.778.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja bandung, loker bandung
bestprofit, pt
bestprofit, best profit, pt best profit, best, pt best, bpf
bestprofit futures,
best profit futures, pt bestprofit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar