Selain itu, investor menganalisis komentar hawkish dari Janet Yellen atas kemungkinan kenaikan suku bunga pada akhir tahun ini, rally dalam ekuitas Tiongkok dan peningkatan jumlah rig minyak AS, dikarenakan harga minyak mentah WTI terpantau tetap rendah.
Di New York Mercantile Exchange, minyak mentah WTI untuk pengiriman Agustus turun 0,03 atau 0,07% menjadi ditutup pada $ 52,73 per barel. Minyak mentah WTI diperdagangkan antara 51,97 dan 53,81 per barel. Untuk minggu ini, Texas Long Sweet berjangka turun sekitar 5%.
Di Intercontinental Exchange (ICE), minyak mentah brent untuk pengiriman Agustus naik 0,09 atau 0,15% menjadi $ 58,70 per barel. Brent berjangka mencapai intraday tinggi 59,66 sebelum terpantau jatuh. Selama lima hari terakhir perdagangan, brent berjangka mengalami penurunan sebesar sekitar 2,70%.
Di Vienna, Iran dan kekuatan barat gagal mencapai kesepakatan nuklir yang komprehensif saat batas waktu yang telah ditentukan, dan memperpanjang batas waktu tersebut sampai awal pekan depan. Juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest, mengatakan bahwa pembicaraan tersebut tidak didorong oleh batas waktu, tetapi dengan manfaat dari percakapan antara kedua belah pihak.
Kesepakatan nuklir dipandang merupakan bearish untuk minyak mentah, dimana Iran dilaporkan menimbun 30 juta barel minyak mentah di cadangan siap ekspor. Arus keluar minyak Iran bisa menekan harga minyak mentah di pasar global yang mana sudah “sesak” kelebihan pasokan.
Dalam perdagangan sore AS, perusahaan jasa minyak, Baker Hughes, mengatakan bahwa rig minyak AS pekan lalu naik lima buah menjadi 645, menandai kenaikan dua minggu berturut-turut mingguan. Seminggu sebelumnya, rig minyak AS naik 12 menjadi 640.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar