FINANCEROLL – Gubernur Bank Sentral AS, Janet Yellen akan memberikan pidato dalam pertemuan di Jackson Hole hari ini, Jumat (22/08). Sebelumnya, secara relatif, The Fed dalam pertemuan pada Juli lalu dimana hasilnya dibacakan pada public pada Rabu kemarin telah isyaratkan langkah-langkah yang agresif. Akibatnya Dolar AS menguat dan membuat mata uang lain terdepresiasi termasuk turunnya harga komoditi seperti Emas dan Minyak Mentah.
Meski demikian, depresiasi mata uang terhadap Dolar AS atas mata uang besar lainnya tidak berimbas lebih dalam pada mata uang Asia. Beberapa mata uang besar di Asia justru lebih baik posisinya dibandingkan Euro. Dalam dua minggu ini semenjak AS melaporkan peningkatan ekspor di kuartal kedua tahun ini telah membuat mata uang Negara-negara industry baru di Asia lebih kuat. Nilai tukar mata uang Negara-negara Asia ini memang masih rentan atas ketidak pastian dari factor eksternal. Pola pergerakan nilai tukar bisa fluktuatif, setidaknya dalam beberapa bulan kedepan.
Bagaimanapun juga, kinerja pasar keuangan regional yang kuat dan berkelanjutan akan menahan mata uang regional dari penguatan lebih lanjut. Secara umum, mata uang regional dapat melemah atas Dolar AS dari waktu ke waktu atas mengemukanya keprihatinan pasar dengan pengetatan kebijakan moneter AS kembali. Namun demikian kita masih bisa berharap bahwa mata uang regional ini masih lebih kuat daripada Euro dalam beberapa bulan kedepan.
Data ekonomi terkini AS menyatakan indek Bisnis Philadelphia naik ke 28.0. Penjualan stok rumah mengalami kenaikan pula ke angka 5.15 juta. Sementara itu klaim pengangguran mengalami penurun hanya sebesar 298 ribu. Indek Belanja Manager naik 58.0 dari sebelumnya 55.8, jauh lebih baik dari perkiraan.
Gubernur Bank Sentral AS wilayah San Fransisco Williams menyatakan bahwa kenaikan suku bunga AS diperkirakan paling cepat akan terjadi pada pertengahan tahun depan. Kenaikan suku bunga AS diyakini akan dilakukan secara bertahap. Sementara itu pasar tenaga kerja AS mengalami kenaikan dengan kecenderungan angka pengangguran AS akan menurun dalam jangka panjang. Meski demikian, Inflasi AS akan naik secara gradual pula. Suku bunga acuan yang normal adalah sekitar 3%-3.5%, dengan pertumbuhan sekitar 2%. Gubernur Bank Sentral AS wilayah Philadelphia Charles Plosser menambahkan bahwa jika bank sentral AS tetap mempertahankan suku bunga rendah saat ini maka akan menimbulkan resiko dimasa yang akan datang.
Indek PMI Eropa sendiri menurun ke 52.8 dari angka bulan Juli sebesar 53.8 jauh dibawah perkiraan yang diharapkan bisa ke 53.4. Indek PMI Jerman turun ke 54.9 dari 55.7. Angka penjualan ritel Inggris secara mengejutkan alami penurunan menjadi hanya 0.1% dibulan Juli ini, turun dari bulan Juni yang bisa mencapai angka 0.2%. Perkiraan awal adalah sebesar 0.4%. sementara pertumbuhan dalam volume barang-barang yang di jual juga mengalami penurunan sebesar 2.6%, angka yang paling rendah sejak November silam dan berada dibawah perkiraan awal.
Dari Australia dikabarkan bahwa Indek utama mengalami kenaikan ke angka 0.4% dibulan Juni dari bulan sebelumnya, yang hanya sebesar 0.2%. Sementara Selandia Baru menyatakan kepercayaan konsumen mengalami penurunan hingga ke posisi terendah dalam 10 bulan ini diangka 125.5 pada bulan Agustus dari sebelumnya diangka 132.7.
Indek Manufaktur Cina sebagaimana dinyatakan oleh HSBC dibulan Agustus mengalami penurunan ke angka 50.3, lebih rendah daripada perkiraan sebesar 51.5. Pemerintah Cina memang melakukan pergantian sejumlah pejabat BUMN dengan mengisi jabatan tersebut dari para pemimpin usaha-usaha swasta yang berhasil. Hal ini dilakukan oleh Cina sebagai bagian dari perubahan yang lebih dipercepat. Cina memang ingin mengubah sejumlah BUMN menjadi usaha bauran antara pemerintah dan swasta dimasa yang akan datang. Dari Hong Kong sendiri dikabarkan bahwa Indek Inflasi mengalami kenaikan 4.0% dari tahun lalu di bulan Juli ini, dari sebelumnya diangka 3.6% pada bulan Juni. Angka ini diatas perkiraan sebelumnya yang hanya memperkirakan akan naik sebesar 3.5%.
Kemenangan Joko Widodo Dikukuhkan Mahkamah Konstitusi Indonesia
Mahkamah Konsitusi Indonesia akhirnya mengukuhkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai Presiden Republik Indonesia 2014 – 2019 dan membatalkan tuntutan pasangan Prabowo – Hatta. Juru bicara Prabowo , Tantowi Yahya menyatakan bahwa keputusan Mahkamah Konstitusi Indonesia bisa diterima oleh pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa meskipun mereka tetap menyatakan keputusan tersebut tidak bisa memenuhi rasa keadilan bangsa Indonesia. Paska pengumuman Mahkamah Konstitusi tersebut, Joko Widodo menyatakan akan segera membentuk Kabinet Pemerintahannya. Sementara itu, Gubernur BI Agus Martowardojo menyatakan bahwa inflasi bulan Agustus diperkirakan mencapai 0.3% sehingga kebijakan moneter masih bisa dipertahankan sebagaimana saat ini. (Lukman Hqeem | @hqeem)
Best Profit Futures, Bestprofit Futures, PT Best Profit Futures, PT Bestprofit futures
Tidak ada komentar:
Posting Komentar