Perkiraan Kurs Rupiah Terhadap USD - PT Bestprofit Futures Bandung
Financeroll - Laju nilai tukar rupiah mengalami pelemahan pada pekan lalu. Turunnya nilai rupiah seiring imbas dari melemahnya sejumlah mata uang emerging market karena terpengaruh dengan masalah penilaian gagal bayar Argentina.
Sementara itu, euro yang diharapkan dapat menguat juga terhambat masalah perbankan di Portugal sehingga mampu dikalahkan oleh dolar AS. Di sisi lain, Pelemahan rupiah juga dipicu respon negatif terhadap rilis data neraca perdagangan yang kembali defisit. BPS mengumumkan neraca perdagangan Indonesia (NPI) pada Juni 2014 mengalami defisit sebesar USD 0,3 miliar.
Berikutnya, pasca rilis penurunan GDP qoq dan yoy Indonesia, laju rupiah berakhir naik tipis. Dengan mencermati kembali defisitnya neraca perdagangan dan kali ini rilis penurunan data GDP tersebut membuat pelaku pasar berekspektasi BI tidak akan merubah suku bunga acuan BI rate sehingga di periode selanjutnya laju GDP dapat diperbaiki. Ekspektasi tersebut menahan pelemahan rupiah.
Di sisi lain, laju positif dari dolar Australia setelah Reserve Bank of Australia (RBA) tetap mempertahankan suku bunga acuan RBA dan naiknya AIG service Index Australia serta apresiasi GBP setelah rilis kenaikan indeks jasa Inggris turut menambah sentimen positif bagi rupiah. Imbas tidak bergemingnya Rusia terhadap sanksi yang akan dikenakan oleh AS dan Eropa memberikan tekanan pada sejumlah mata uang emerging market karena dianggap terjadi peningkatan risiko.
Turunnya poundsterling dan naiknya USD terhadap Euro menambah sentimen negatif. Sebab, masih adanya imbas dari pelemahan sejumlah mata uang emerging market setelah nilai euro melemah karena jelang rapat ECB, variatif cenderung melemahnya data-data ekonomi Zona Euro, dan kekhawatiran invasi Rusia ke Ukraina membuat laju rupiah pun ikut terimbas melemah mesi tipis. Rupiah diperkirakan bergerak di kisaran Rp 11.835 – Rp 11.777 per USD menurut kurs tengah BI. [geng]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar